Surya Paloh Sindir Pemimpin dan Para Elit: Jujur Saya Katakan Dia Lupa Diri

Sedang Trending 8 bulan yang lalu

Eramuslim.com – Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh mengatakan bahwa keadaan negara alias bangsa kekinian dalam kondisi sedang sakit dan menjerit. Ia pun menyinggung, kekinian pemimpin dan para elitenya telah lupa diri bakal perihal tersebut.

Awalnya dia menyampaikan, bahwa norma rimba telah pindah ke kota. Sebab saat ini, norma nilai-nilai kepantasan dan kepatutan tidak lagi dijaga bersama-sama, terutama soal norma di mana nan kuat, dia nan bakal menang.

Akibat dari perihal itu, kata dia, saat memasuki era reformasi justru korupsi, kolusi dan nepotisme bukan malah semakin berkurang malah semakin naik angkanya.

“Semakin kita lahirkan aktivitas antikorupsi, apalagi melahirkan lembaga extraordinary KPK, indeks korupsi kita bukan semakin berkurang, bukan hanya indeksnya, tapi kualitasnya semakin berkurang,” kata Surya dalam sambutannya di kegiatan Silatnas Badan Advokasi Hukum DPP Partai NasDem, di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (10/3/2023).

Menurutnya, masalah tersebut kudu segera disadari oleh bangsa. Apalagi, kata dia, kekinian aspek yuridis juga tidak semua bisa menyelesaikan masalah.

Ia mengingatkan, dari masalah itu maka diperlukan keteladanan, terutama dari para pemimpin dan elite-elite untuk mengatasinya.

“Keteladanan, bangsa ini haus bakal keteladanan, negeri ini haus, butuh, menjerit, ‘tolonglah para pemimpin, para elite bangsa ini, tolong beri keteladanan. Kami lagi sakit, bangsa sedang menjerit’,” tuturnya.



Namun, di saat dibutuhkan keteladanan, kata dia, kekinian justru pemimpin dan para elitenya malah lupa diri. Padahal masyarakat kekinian sedang berada di masa susah telah terjebak dalam pragmatisme.

“Nah sang pemimpin dia telah lupa diri, para elite bangsa kita kudu jujur saya katakan lupa dia negeri sedang menjerit, butuh keteladanan dan kehadiran dia di negeri ini,” katanya.

“Karena masyarakat kita sekarang hari ini, satu dan lain perihal terjebak dalam pragmatisme nan tinggi, gak ada urusan berpikir strategis jangka panjang, negara 100 tahun ke depan, lantaran semua terlbat ‘aku berpikir untuk hari ini’. Kalau ada nan kasih duit 100 ribu itu lebih bagus daripada kepentingan 100 alias 200 tahun nan bakal datang,” sambungnya.

Sumber: suara

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas