Serangan 7 Oktober, Taktik Hamas Kelabui Intelijen Israel

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
eramuslim.com – Hamas  berhasil mengelabui intelijen dan militer Israel sebelum melancarkan serangan umum 7 oktober pada Sabtu kemarin, nan disebut-sebut sebagai pukulan paling telak bagi negara Yahudi tersebut sejak perang Yom Kipur pada 1973.Serangan umum nan dimulai pada Sabtu awal hari itu sudah direncanakan selama dua tahun. Hamas memberi kesan pada Israel bahwa pihaknya tak mau bertempur lagi.

Israel di sisi lain sangat percaya Hamas enggan bertempur lantaran telah memberikan insentif ekonomi bagi para pekerja alias pekerja nan berasal dari Gaza. Para pejuang Hamas sendiri terus berlatih, apalagi terang-terangan di hadapan kamera-kamera CCTV Israel.

Gaza sendiri seding dijuluki sebagai penjara terbesar di dunia. Israel diketahui memasang ribuan CCTV, radar dan sensor bawah tahan di tembok sepanjang 64 km di perbatasan Gaza.

Selain itu Israel juga memantau area tersebut menggunakan drone-drone sepanjang waktu dan mempunyai jaringan informan nan luas di antara 2 juta masyarakat jalur tersebut.

Taktik brilian intelijen Hamas

Seorang sumber internal Hamas, kepada Reuters, menjelaskan tentang persiapan pihaknya sebelum melancarkan serangan ke Israel pada akhir pekan lalu. Penjelasan ini selaras dengan kisah dari tiga orang pejabat bagian keamanan Israel.

“Hamas menggunakan strategi intelijen baru untuk mengelabui Israel selama beberapa bulan terakhir, dengan memberi kesan kepada publik bahwa pihaknya belum siap bertempur dengan Israel sembari diam-diam mempersiapkan operasi besar,” kata sumber tersebut.

Salah satu persiapan nan dibuat Hamas adalah membangun tiruan pemukiman Yahudi di Jalur Gaza. Di sana para pejuang Hamas berlatih melakukan manuver tempur, sehingga sudah terbiasa saat operasi digelar.

“Israel jelas memandang latihan tersebut, tetapi percaya bahwa Hamas enggan berkonfrontasi,” beber sumber itu lagi.

Yang dilakukan Hamas untuk membikin Israel lengah adalah menciptakan kesan bahwa pihaknya lebih mementingkan nasib para pekerja Palestina dari Jalur Gaza nan mengadu nasib di Israel.

Insentif ekonomi

Israel diketahui memberikan pekerjaaan kepada ribuan penduduk Palestina di Jalur Gaza, nan setiap hari melewati perbatasan dan pos pemeriksaan untuk mencari nafkah di pemukiman serta pertanian Yahudi dan di Tepi Barat.

Kebijakan ini diambil Israel seusai perang 2021 melawan Hamas. Israel menilai stabilitas ekonomi di Gaza adalah kunci untuk meredam Hamas.

“Kami percaya dengan mereka bekerja dan membawa pulang duit ke Gaza, maka bakal tercipta ketenangan. Ternyata kami salah,” kata seorang sumber dari militer Israel.

“Mereka membikin kami mengira, bahwa mereka hanya menginginkan uang,” kata sumber Israel nan lain.

Salah satu aspek terpenting dari strategi Hamas adalah selama dua tahun terakhir, golongan bersenjata itu selalu mengelak untuk berkonfrontasi dengan Israel. Bahkan ketika golongan milisi Jihad Islam, nan juga bermarkas di Gaza, melancarkan serangan, Hamas memilih untuk diam.

Taktik Hamas ini sempat membuatnya dikritik oleh para pendukungnya sendiri. Mereka menilai Hamas sekarang lembek, lantaran lebih mementingkan duit daripada perjuangan kemerdekaan Palestina.

Dari Tepi Barat, nan dikuasai oleh Fatah, muncul bunyi nan menghina Hamas. Mereka menuding para petinggi Hamas hidup foya-foya di negara-negara Arab seperti Qatar, sementara rakyat mini hidup menderita di Gaza.

Sumber dari pihak militer Israel mengatakan pihaknya sampai percaya bahwa pemimpin Hamas, Yahya Al-Sinwar sekarang lebih sibuk mengurus kehidupan publik di Gaza daripada memerangi Yahudi.

Di saat nan sama, Israel mulai mengalihkan konsentrasi untuk membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab, terutama Arab Saudi.

Salah satu kunci strategi Hamas adalah mencegah kebocoran informasi. Faktanya banyak ketua Hamas sendiri nan tak tahu soal rencana serangan umum ke Israel pada 7 Oktober kemarin.

Empat fase serangan

Saat hari nan ditentukan tiba, serangan umum Hamas dibagi dalam empat fase.

Pertama adalah gempuran 3.000 roket nan ditembakan dari Gaza. Hujan roket ini dibarengi oleh pendaratan pasukan dari darat, laut dan udara. Dari udara, pasukan komando Hamas menggunakan paralayang.

Setelah pasukan paralayang mendarat, mereka bekerja mengamankan jalur nan digunakan pasukan elite Hamas nan datang untuk menghancurkan tembok perbatasan.

Para pejuang Hamas itu meruntuhkan tembok tinggi Israel menggunakan bahan peledak dan buldozer.

Pasukan komando Hamas lampau menggunakan sepeda motor dan kendaraan lain untuk menyerang markas militer Israel di selatan Gaza dan merusak sistem komunikasinya, sehingga musuh tak bisa memanggil bala bantuan.

Fase terakhir kemudian dilaksanakan, ialah membawa para tawanan – baik tentara Israel maupun penduduk sipil – ke Gaza.

Israel lengah

Sumber dari militer Israel mengakui pihaknya memang lengah. Ketika serangan terjadi, sebagian tentara di dekat Gaza sudah dipindahkan ke Tepi Barat, untuk menjaga para pemukim Yahudi nan sering berkonflik dengan penduduk Palestina.

“Ini nan dimanfaatkan Hamas,” kata sumber tersebut.

Yaakov Amidror, jenderal purnawirawan nan juga mantan penasehat keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa serangan Hamas itu menunjukkan kegagalan besar dalam sistem intelijen Israel.

Amidror mengatakan bahwa Israel tadinya mulai percaya bahwa Hamas sekarang berubah, menjadi lebih bertanggung jawab.

“Kami dengan bodohnya percaya saja. Jadi kami membikin kesalahan,” terang dia.

Selain itu Israel juga mengaku lengah, lantaran serangan Hamas itu dilancarkan bertepatan dengan hari Sabath.

Dalam serangan umum 7 Oktober itu, Hamas menewaskan 700 penduduk Israel dan menawan ratusan lainnya. Sementara itu Israel, dalam serangan balasannya ke Gaza, sudah menewaskan lebih dari 400 orang. (Sumber: Suara)

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas