eramuslim.com – Tentara Israel menyerang jemaah Palestina nan sedang beragama di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem timur, pada malam Selasa (4/4). Jemaah Palestina terpaksa meninggalkan letak akibat serangan tersebut.
Menurut Middle East Eye, banyak petugas bersenjata berat menyerbu letak tersebut dan menggunakan gas air mata serta granat kejut. Ruangan salat Qilbi diserbu, tempat ratusan orang menghabiskan malam untuk beragama di Bulan Ramadhan.
Para tentara menyerang jemaah dengan pentungan dan senjata anti huru-hara, melukai banyak orang. Shehab Agency, instansi buletin Palestina, menyebut serangan itu dilakukan terhadap jemaah dengan kejam.
Bulan Sabit Merah Palestina menerima banyak laporan masyarakat nan terluka di Masjid Al-Aqsa. Organisasi kemanusiaan itu mengerahkan tim untuk merawat nan terluka.
Video dari dalam masjid menunjukkan petugas Israel memukuli orang berulang kali dengan pentungan sementara korban tampak berebahan di lantai. Teriakan minta tolong dari wanita dan anak-anak terdengar di belakang masjid.
Seorang jemaah wanita nan berada di tempat kejadian mengatakan kepada media lokal bahwa wanita akhirnya dibebaskan tetapi para laki-laki dipukuli dengan kejam.
“Setiap orang dari mereka dipukuli dengan kejam,” kata wanita tersebut.
Polisi Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya menangkap puluhan “perusuh” dari Masjid al-Aqsa. Apa nan mereka lakukan diklaim untuk menciptakan ketertiban.
Petugas polisi pertama kali memasuki al-Aqsa sekitar pukul 22.00 malam waktu setempat dan mulai mengosongkan tempat masjid nan digunakan oleh puluhan jemaah untuk Itikaf alias salat malam. Sebelumnya, puluhan ribu orang disebut menghadiri salat tarawih di letak tersebut.
Puluhan jemaah tetap berada di letak dengan mengunci diri dari dalam untuk menghindari tindakan keras pihak Israel. Tetapi, polisi Israel disebut memecahkan jendela ruangan salat dan menembakkan gas air mata serta granat kejut ke tengah jemaah.
Otoritas Israel memang telah mengeluarkan jemaah dari Masjid Al-Aqsa setiap malam sejak awal Ramadhan setelah salat Tarawih berhujung sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Mereka juga telah membatasi siapa nan dapat memasuki Al-Aqsa. Di mata penduduk Palestina, pembatasan ini merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama.
Itikaf di Masjid Al-Aqsa baru diizinkan di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Larangan tersebut ditolak keras oleh penduduk Palestina.
(Kumparan)