Eramuslim.com – Pengamat politik Rocky Gerung menyebut PDI Perjuangan (PDIP) mempunyai argumen nan cukup logis dalam niatnya untuk berasosiasi dengan Koalisi Besar.
Menurutnya, PDIP hendak menjadi kekuatan dominan di dalam Koalisi Besar di antara lima partai politik (Parpol) lain nan sudah mengikuti pertemuan lebih awal.
“PDIP udah keburu nyemplung, lain jika PDIP menilai bahwa Jokowi tetap bisa untuk ngancem-ngancem PDIP, tapi kelihatannnya udah nggak bisa itu,” ujar Rocky, dikutip dari kanal YouTube pribadinya, Sabtu (8/4/2023).
“Karena PDIP tau bahwa dikumpulkannya Koalisi Besar, PDIP merasa akhirnya oke, Jokowi akhirnya mau nyingkiran mereka,” imbuhnya.
Tak hanya itu, kata Rocky, para petinggi PDIP mempunyai maksud agar Jokowi merasa kebingungan atas bergabungnya PDIP ke dalam koalisi rancangannya.
“Jadi kelak bakal disusupkan kepentingan PDIP di Koalisi Besar, jika PDIP diterima, tentu tetep PDIP bakal dominan kan untuk memimpin Koalisi Besar,” beber Rocky.
Karena itu, lanjutnya, masuknya PDIP ke dalam Koalisi Besar juga bermaksud agar kekuatan Jokowi mudah untuk dipermainkan dan disetir.
“Satu waktu mungkin begitu masuk di Koalisi Besar, lampau PDIP memutuskan untuk keluar lagi. Jadi Jokowi bakal dipermainkan oleh PDIP,” ujar Rocky.
“Dan saya senang lantaran PDIP kembali pada kecerdikan politiknya, menyusup ke daerah musuh, kemudian mengacak-ngacak dan dia keluar lagi,” imbuhnya.
Sehingga, Rocky menilai apa nan dilakukan PDIP adalah agar mereka bisa untuk ikut mengintai, memantau, dan bermukim di daerah musuh. PDIP mau bermukim di daerah musuh untuk mengetahui keadaan lampau keluar lagi.
“Jadi Koalisi Besar itu adalah musuh PDIP nan justru PDIP bilang ‘Kami nggak takut ada di situ’ Kelihatannya poin ini nan bagus,” tandasnya.
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan lima ketua umum partai. Hanya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh nan tak hadir.
Beberapa ketum nan terlihat mendampingi Jokowi adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PPP Mardiono.
Sumber: kontenjatim