Satu Harapan Prabowo Sebelum Meninggal: Saya Ingin Melihat Tidak Ada Kemiskinan di Republik Indonesia

Eramuslim.com – Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto dengan blak-blakan mencurahkan kemauan dirinya sebelum meninggal dunia.

Hal tersebut diungkapkan pada kegiatan Mata Najwa. Dia mengatakan, sebelum dirinya meninggal dia mau memandang Indonesia menjadi negara terhormat dan terhormat.

“Saya mau lihat tidak ada kemiskinan di Republik Indonesia,” tegas Prabowo dikutip dari cuplikan unggahan Permadi Arya alias Abu Janda.

Mengenal lebih dekat dengan Prabowo Subianto. Berikut Profil Prabowo Subianto.

Mengutip dari Wikipedia, Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo lahir 17 Oktober 1951, dia adalah seorang politisi, pengusaha, dan perwira tinggi militer Indonesia berdarah Jawa Banyumasan.

Karena family ayahnya berasal dari Kebumen dan Banyumas. Ia menempuh pendidikan dan jenjang pekerjaan militer selama 28 tahun sebelum berkecimpung dalam bumi bisnis, politik dan pemerintahan.

Pada tanggal 23 Oktober 2019, Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019 hingga 2024.

Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto berbareng Hatta Rajasa, maju sebagai calon Presiden Indonesia ke-7 dalam pemilihan umum 2014, namun diungguli oleh pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Ia mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan umum Presiden Indonesia 2019, berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Pada Rapimnas Partai Gerakan Indonesia Raya tanggal 13 Agustus 2022 di Sentul, Prabowo menerima pencalonan partainya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilihan umum Presiden Indonesia 2024.

Lahir di Jakarta, masa mini Prabowo sebagai putra ahli ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo banyak dilewatkan di luar negeri berbareng orang tuanya. Karena pengalaman ini, Prabowo fasih berkata Indonesia, Prancis, Jerman, Inggris, dan bahasa Belanda.

Minatnya pada bumi militer dipengaruhi oleh pamannya, Soebianto Djojohadikusumo nan gugur dalam Pertempuran Lengkong.

Setelah lulus dari AKABRI Darat di Magelang pada tahun 1974 sebagai seorang letnan dua, dia menjadi salah satu komandan operasi termuda dalam sejarah Angkatan Darat saat memimpin operasi Tim Nanggala di Timor Timur.

Kariernya melejit setelah menjabat sebagai Wakil Komandan Detasemen Penanggulangan Teror di Komando Pasukan Khusus pada tahun 1983.

Pada tahun 1996, Prabowo diangkat sebagai sebagai Komandan Jenderal pada korps tersebut. Saat menjabat, dia memimpin operasi pembebasan sandera di Mapenduma.

Ketika jatuhnya Presiden Soeharto, ayah mertuanya, pada bulan Mei 1998, Prabowo sedang menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis.

Setelah diberhentikan dari dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan di beberapa negara Eropa.

Sekembalinya ke Indonesia, dia menekuni bumi bisnis, mengikuti jejak adiknya Hashim Djojohadikusumo nan merupakan seorang konglomerat.

Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan nan bergerak pada sektor-sektor nan berbeda. Pada tahun 2008, dia mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Selain itu, dia juga pernah aktif sebagai ketua di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. Di bagian olahraga, Prabowo aktif di Ikatan Pencak Silat Indonesia dan Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa.

Sumber: suara