Said Didu: Indonesia Diacak-acak oleh Satu Keluarga

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

eramuslim.com – Aktivis media sosial, Said Didu membujuk penduduk Indonesia nan tinggal di Australia untuk melakukan perbaikan dan perubahan kondisi Indonesia saat ini.

Dia berambisi perubahan Indonesia bakal datang dari Selatan (Australia) dari sebelumnya selalu datang dari Utara (Amerika). Said menilai bahwa beberapa kondisi nan terjadi saat ini sudah tidak layak lagi.

Misalnya dikabulkannya uji materi persyaratan calon presiden dan wakil presiden oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

“Indonesia diacak-acak oleh satu family nan mengabulkan tuntutan satu mahasiswa dari Solo nan diputuskan oleh adik ipar dari Solo. Ini betul-betul di luar logika saya. Indonesia berpenduduk lebih dari 270 juta diacak-acak oleh satu family dari Solo di saat usia kemerdekaan Indonesia sudah memasuki 78 tahun,” kata Said dalam obrolan terbuka “Perubahan dan Persatuan Menuju Indonesia Berkeadilan” di Lakemba Library Australia, Sabtu (28/10).

Selain Said Didu, pembicara lainnya dalam obrolan itu adalah Rocky Gerung dan Prof. Denny Indrayana. Para peserta obrolan adalah penduduk Indonesia nan tinggal di Australia. Putusan MK, katanya, telah menggugah semua pihak bahwa saatnya sudah kudu melakukan perubahan di Indonesia.

Menurutnya, ada 5 perihal perubahan nan kudu menjadi agenda bersama, ialah fiskal, ekonomi, pengedaran sumber daya, sistem kerakyatan dan penegakan hukum. Mantan Sekretaris Kementerian BUMN ini menjelaskan bahwa persoalan fiskal salah satunya utang luar negeri nan tinggi.

“Kita bakal dibebani utang dengan BUMN itu totalnya kira-kira warisan rezim ini Rp 16.000 triliun. Rezim Jokowi meninggalkan, membikin utang tiap tahun, tiap hari tiap hari itu sekitar Rp 3 triliun per hari,” ujarnya.

Menurutnya, dari sisi akuntansi negara, kondisi finansial Indonesia sudah tidak sehat, apalagi bangkrut. Dia mengatakan, pendapatan negara dalam APBN 2024 sekitar Rp 2.781 triliun.

Kemudian pengeluaran untuk membayar kembang dan pokok utang sekitar Rp 1.000-Rp 1.100 triliun, berfaedah tinggal sisa Rp 1.600. Kemudian penghasilan dan transfer ke daerah sekitar Rp 1.200 triliun, tinggal tersisa Rp 400 triliun. Nah, kemudian untuk kesehatan kira-kira Rp 400 triliun.

“Jadi gimana dengan sekolah, gedung, perbaikan jalan nan ratusan triliun. Jadi sebenarnya rezim Jokowi sudah meninggalkan negara dalam keadaan bangkrut, itu dalam soal angka. Maka rezim Jokowi bakal menambah utang tahun depan Rp 1.250 triliun dan itu sudah direncanakan. Terus kita kudu tepuk tangan? Kita kudu diam?,” katanya.

Selanjutnya persoalan ekonomi. Said menuturkan siapa pun pemimpin negeri ini, maka pertumbuhan ekonomi 4-5% bakal bisa dicapai.

“Istilah saya minta maaf jika terlalu kasar, monyet dikasih dasi pun dan duduk di Istana, pertumbuhan (ekonomi) 5% bakal terjadi. Belum lagi soal ketimpangan ekonomi. Apakah ini diteruskan?” pungkasnya.

(Sumber: Jpnn)

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas