Pengamat: Pola Pikir Pemerintah seperti VOC, Menganggap Pribumi Akan Kalah dengan Senjata…

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

 Pemerintah Berpikir seperti VOC, Menganggap Bumiputra Bisa Ditundukkan dengan Senjata...

Eramuslim.com – Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto kritik pernyataanMenteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut ada tiga argumen bentrok rempang terjadi.

Menurut Gigin, bentrok nan terjadi di Kepulauan Rempang antara penduduk dan abdi negara keamanan lantaran pemerintah. Menurutnya, pemerintah berfikir seperti Vereenigde Oostindische Compagnie alias VOC.

“Masalahnya terletak pada pemerintah nan berpikir seperti VOC,” ujar Gigin dikutip dari unggahannya di X, Kamis (14/9/2023).

Gigin meniliai, pemerintah dalam menyelesaikan persoalan di Rempang menganggap penduduk bisa diatur dengan uang.

“Menganggap bumiputra bisa ditundukkan dengan uang, senjata dan politik adu domba. Zaman sudah berubah pak,” ucap Gigin.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyebut ada kompensasi untuk penduduk Rempang nan terdampak pengembangan Rempang Eco-City.

Namun dikritik Jurnalis Dandhy Laksono. Menurutnya, langkah pikir demikian membuktikan jika di kepalanya hanya uang.

“Orang jika isi kepalanya hanya uang, nalarnya bakal berakhir di perkara kompensasi,” ungkapnya dikutip dari unggahan di media sosial X, Selasa (12/9/2023).

Hal lain kata Dandhy tak dipikirkan. Seperti kehidupan sosial, mimpi hingga cita-cita.

“Aspek lain seperti kehidupan sosial, kemudahan mencari nafkah, lingkungan tempat tinggal, nilai diri, aspirasi, cita-cita, mimpi, apalagi kenangan, tak permah ada di kepalanya,” ujar Dandhy.

Lengkapnya, Mahfud merincikan kompensasi dimaksudnya terdiri dari tanah 500 meter persegi. Lalu rumah dengan ukuran 45 meter persegi dengan nilai gedung Rp120 juta. Diberikan pada tiap kepala keluarga.

Sebelumnya Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bicara soal dugaan terkait bentrok di Pulau Rempang, Batam. Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Bahlil membeberkan tiga persoalan utama bentrok di pulau tersebut.

Pertama, terkait dengan sosialisasi dan komunikasi antara otoritas terkait dengan masyarakat Rempang. Oleh lantaran itu dirinya pun diutus Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk turun langsung ke lokasi. Kedua, terkait izin enam perusahaan nan dicabut lantaran kekeliruan prosedur dalam pemberian izin.

Ketiga, Bahlil menyinggung pihak asing nan tidak senang dengan proyek Rempang Eco City. Sebagai informasi, Xinyi Group asal China berencana mendirikan pabrik kaca terbesar kedua di bumi di Batam.

Sumber: tajukpolitik

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas