MENJILAT KEKUASAAN SEMU

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

ٱلَّذِينَ يَتَّخِذُونَ ٱلْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ ٱلْعِزَّةَ فَإِنَّ ٱلْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا

(Yaitu) Orang-orang nan mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (An Nisa 139)

Jalalain menjelaskan ayat ini: “Yaitu orang orang berhati nifak nan mengambil orang orang kafir sebagai temannya nan setia dan bukan orang orang mukmin  lantaran dugaan mereka bahwa orang orang kafir itu mempunyai kekuatan. Apakah mereka hendak mencari kekuatan pada mereka itu? Ini pertanyaan berarti sanggahan , artinya mereka tak bakal menemukan perihal itu padanya. Karena sesungguhnya semua kekuatan itu milik Allah baik di bumi maupun di akherat, dan tak bakal tercapai  selain oleh kekasih-kekasihNYA.”

Secara pemisah nan jelas, hanya ada dua macam ubudiyah alias penghambaan, Pertama, ubudiah secara total kepada Allah nan dengan demikian seseorang itu bakal mendapat keluhuran, kemuliaan, dan kebebasan. Kedua, adalah ubudiyah kepada sesama hamba Allah nan dengan demikian seseorang  bakal menjadi hina, rendah dan terbelenggu.

Setiap jaman, ada saja oknum umat Islam nan rendah diri terhadap kepercayaan agamanya, mereka miskin ketaatan  kepada Allah apalagi mereka terpukau dan terpesona  oleh kekayaan nan dimiliki orang orang kafir. Karena terpukau dan mau kecipratan kekayaan akibatkan hatinya lebih suka  dan lebih percaya menyerahkan ketua hidupnya kepada orang orang kafir, munafik  dan fasik, dan bukan dari orang orang nan beriman. 

Yang menjadi pertanyaan serius, Jika ketua diserahkan kepada orang orang kafir munafik fasik, kemanakah umat ini hendak dibawa  oleh orang kafir tersebut? Jawaban pastinya adalah  kepada arah kekafiran pula, bukan? 

Sikap rendah diri dan ketaatan lemah medorong sikap mereka menganggap nan datang dari kafir adalah baik, sedangkan nan datang dari Islam adalah buruk, meski secara zhohir mereka tetap nyatakan diri berakidah Islam.

Buya HAMKA katakan ketika di jaman jajahan lampau, banyak orang-orang  nifak yang  merasa lebih mulia  jika dia berdekat-dekat dengan orang kafir dan pemerintahan kolonialis kafir. Orang-orang ini pulalah nan menjadi penghalang  besar kemerdekaan bangsa. Dan setelah merdeka , mereka pulalah nan menjadi penghalang  jika peraturan/syariat  Islam dijalankan dalam masyarakat Muslim.

Sangkaan pendek mereka  bahwa kemuliaan itu sejajar jika  memiliki rumah nan mewah, kendaraan bagus, kekayaan melimpah serta kedudukan tinggi disekitar orang-orang nan membenci Islam. Semakin Islamophobia seseorang maka kesempatan dapatkan kedudukan tinggi semakin besar. Semakin konsekwen mempertahankan Iman dan berjuang menegakkan kehendak Allah, maka bakal terpencil  alias diisolasi banyak orang.  Lantaran itu mereka terimalah  segala tawaran nan menggoda dan menjilat kekuasaan pihak kafir, meski agamanya tergadai. Yang krusial baginya dia dapati kemuliaan, walaupun palsu.

Berteman dengan orang kafir tidak terlarang, tetapi menyerahkan ketua atas umat Islam , nan pastinya bakal menerpa kehormatan  agama , itulah nan wajib ditentang!.

Bagaimana kondisi pemimpin dan situasi umat Islam di Indonesia saat ini? Anda pasti bisa menjawabnya… (Red)

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas