Marwan Batubara Ungkap Motif Tersembunyi Investasi Rempang: China Bisa Menancapkan Kuku

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

eramuslim.com  – Baru-baru Direktur Eksekutif Indonesian Resources Study (IRESS), Marwan Batubara bicara bentrok Rempang hingga bocorkan motif tersembunyi investasi Rempang, di kanal YouTube Refly Harun.

Bahkan, dari pantauan tvOnenews, titel kanal tersebut Bahaya! Pengamat ungkap Motif Tersembunyi investasi Rempang.

Dalam kanal tersebut, Marwan Batubara jelaskan, bahwa ada nan tertulis dalam PP tentang Proyek Strategi Nasional (PSN). Awalnya, PP dengan nomor 3 tahun 2026 dan berubah menjadi PP 58.

“Dan, terakhir kali itu, jika tak salah perubahan ketiga, itu baru sekitar bulan Agustus, sebulan setelag pertemuan Chengdu. Di mana selalu ada tingkat tinggi Presiden Jokowi dengan Xi Jinping berulang-ulang,” ungkap Marwan Batubara seperti nan dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Minggu (1/10/2023).

Bahkan, dia sebutkan jika tak ada Covid-19, Presiden Jokowi setiap tahunnya pasti berjumpa Xi Jinping.  “Hal ini selalu mendatangkan musibah bagi msayarakat Indonesia jika ada hasil dari pertemuan tersebut,” pungkas Marwan Batubara.

Terakhir, kata Marwan Batubara, di Chengdu menjadikan bahwa Rempang itu masuk dalam lampiran Proyek Strategis Nasional.  “Jadi hanya dalam waktu sebulan, padahal, jika kita baca, dalam satu proyek strategis nasional itu ada tiga kriteria krusial ya,” ujar Marwan Batubara.

“Ada kriteria  dasar, kriteria strategis, dan ada kriteria operasional. Nah, tapi nan krusial untuk menjawab pertanyaan komplain tadi, bahwa ini buka swasta tetapi negara,” sambungnya.

Misalnya, lanjut Marwan Batubara jelaskan, proyek di APBN, pemerintah, kementrian ataupun BUMN. Akan tetapi, perihal ini sesuatu nan termasuk melanggar.

“Saya sebut kriteria dasar misalnya, itu mempunyai kesesuaian dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional, daerah dan strategis insfrastruktur,” jelasnya. Jadi, sudah ada undang-undang pembangunan jangka menengah maupun daerah.

Hal itu diterbitkan setiap lima tahun, alias malah bisa berubah. “Namun, di sini perlu digaris bawahi, itu ada undang-undangnya. Jadi, itu (Rempang) tak bisa ujuk-ujuk dianggap masuk katergori PSN,” pungkasnya.

Lalu, kitreria dasar kedua adalah mempunyai keksesuaian dengan rencana tata ruang dan wilayah, sepanjang tidak mengubah ruang terbuka hijau. “Hal ini sudah sering juga disebutkan, bahwa ini, tadinya ada rimba lindung.

Ya ini sudah melanggar, bahwa melanggar tata ruang,” pungkas Marwan Batubara.  Sementara nan strategis, ialah mempunyai peran strategis terhadap perekonomian, kesejahteraan sosial, pertahanan dan keamanan dan sebagainya.

“Nah, jika kita undang China ke daerah suatu nan kosong, lampau luasnya itu, sampai ribuan hektare, itu menjadi kesempatan China bisa menancapkan kuku,” jelas Marwan Batubara. Maka, Marwan Batubara katakan, apa nan disebutkan Said itu sangat benar.

Mengapa? lantaran menurut Marwan Batubara kitreria strategis sudah dilanggar.  Bahkan tak itu saja, tetap ada kitreria oprasional. Di mana Marwan Batubara katakan, misalnya suatu proyek dikatakan opresional.

“Maka itu proyek-proyek usulan baru kudu mempunyai kajian prastudi kelayakan. Namun ini tak ada, lampau gimana bisa membikin studi kelayakan, apalagi jika emang ini swasta ya, itu tak bakal dibuka,” ujar Marwan.

“Apalagi, swasta itu sedang menjalankan agenda oligarki, cuci duit maupun kepentingan China dan Singapura,” sambungnya menjelaskan.  Maka dari itu, Marwan Batubara menilai proyek Rempang ini adalah sesuatu nan sangat relevan untuk ditolak.

“Di mana modus nan digunakan menjadikan Proyek Rempang ini sebagai proyek strategis nasional, sehingga punya payung hukum,” ujarnya. “Meskipun payung norma itu sendiri, jika digunakan kitreria ada nan di dalamnya tidak relevan dan tidak masuk untuk menjadi Proyek Strategi Nasional (PSN),” pungkasnya.

Oleh lantaran itu, dia sebutkan ada dua perihal krusial nan kudu diriview, ialah soal motif dan modus Proyek Rempang Eco City.

“Kalau bicara motif, ini jelas bagi nan investasi ada kepentingan untuk berburu rente, bagi penguasa dan pengusaha ologarkis,” katanya.  Di mana di dalam perihal ini, dia sebutkan termasuk orang-orang nan serakah untuk mendapatkan rente, sekaligus melanggengkan kekuasaan.

“Kedua, ada kepentingan bagi China. Kalau ada daerah itu luasnya 1.700 hektare, sementara Singapura itu lebih mini bagi Rempang, maka lantaran wilayahnya sudah padat penduduk. Ada kepentingan juga bagi Singapura untuk memanfaatkan lahan ini,” pungkasnya.

“Akan tetapi, sekaligus juga jika ada pabrik kaca, bisa saja, limbahnya itu pasir bisa mengeruk reklamasi Singapura, misalnya itu,” sambungnya mengungkapkan.  Namun ada juga, dia sebutkan, bahwa daerah ini bakal menjadi daerah industri, wisata, perdagangan dan upaya sebagainya.

“Jadi lebih banyak mendapatkan faedah itu, Singapura. Jadi di sini ada kepentingan ekspansi wilayah, ekonomi dan kolonialisme oleh Singapura,” ujar Marwan Batubara.  Bahkan Marwan Batubara sebutkan ada lagi nan lebih penting.

Yakni, kepentingan ekspansi daerah ekonomi, penyebaran penduduk, dan penerapan penyebaran obor, ialah one belt one road china. “Jadi saya kira, motif nan ketiga perlu diperhatikan, soal bicara proyek ini” tegas Marwan Batubara. (Sumber: tvOne)

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas