Kritik Pedas Revolusi Mental, Rizal Ramli: Semakin Rusak

Sedang Trending 8 bulan yang lalu

eramuslim.com – Pegiat media sosial Rizal Ramli memberikan sindiran menohok terkait revolusi mental di era pemerintahan Presiden Jokowi. Ini setelah adanya kasus nan mengguncang Kepolisian Republik Indonesia (Polri) hingga Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Melalui akun Twitternya, Rizal Ramli tampak membalas cuitan warganet nan mengkritisi keahlian Presiden Jokowi. Warganet ini menyinggung revolusi mental nan memang giat diserukan Jokowi semasa kampanye di Pilpres.

Menurutnya, revolusi mental ini justru membikin mental sejumlah lembaga dan lembaga menjadi bobrok. Ia menyebut kasus di Polri, Direktoral Jenderal Pajak (DJP), Bea Cukai sampai terjadinya korupsi biaya support sosial (bansos).

“Revolusi mental malah mentalnya pada bobrok. Kepolisian, DJP, Bea Cukai, korupsi bansos,” tulis pengguna akun @/ca*****us1204 dalam Twitter, Sabtu (11/3/2023).

Cuitan itu kemudian ditanggapi Rizal Ramli nan menambahkan sindiran menohok. Rizal menyebut bahwa revolusi mental nan kerap digaungkan Presiden Jokowi hanyalah slogan, tanpa dibuktikan dengan tindakan maupun kebijakan.

Alhasil, revolusi mental nan diharapkan meningkatkan keahlian jejeran Presiden Jokowi, justru dinilai membikin keahlian semakin ambyar.

“Karena revolusi mental hanya slogan, retorika, ceramah-ceramah dan seminar-seminar, bukan tindakan, kebijakan dan perbaikan sistem. Hasilnya: semakin rusak dan ambyar,” sentil Rizal Ramli seperti dikutip Suara.com, Selasa (14/3/2023).

Kritikan pedas Rizal Ramli itu pun langsung mendapatkan atensi warganet. Hingga buletin ini dipublikasikan, cuitannya telah meraih ratusan tanda suka dan menuai pro kontra.

Sebagian warganet tampak mengkritik pandangan Rizal Ramli tersebut. Namun, tak sedikit juga nan memihak dan mendukung pernyataannya seputar revolusi mental tersebut.

“Di mana-mana di negara demokrasi, tugas netizen mengawasi kekuasaan. Tugas buzzer mengawasi pengkritik kekuasaan,” komentar warganet.

“Iya, namanya saja pemerintah artinya tugasnya memerintah, sedangkan pelaksanaannya tergantung atas kesadaran kita semua sebagai rakyat nan diperintah. Kalau rakyatnya bandel, maka tidak mungkin bisa,” tulis warganet.

“Revolusi metal juga kudu dibangun juga ke orang-orang yg begitu tidak suka ke Jokowi, seperti tidak selalu sebar fitnah, hoaks apalagi provokasi,” nilai warganet.

“Hasil valuasi revolusi mental = Rp 300 T,” sentil warganet.

“Dikira hanya dengan semboyan bisa merubah mental. Rezim ini hanya bisa bikin slogan, OMDO (omong doang) dan kebanyakan mimpi,” kritik warganet.

“Setuju pak RR, sistem saat ini nan menjadi orang pinter berpindidikan tinggi bakal lenyap akalnya. Rakyat mini akar rumput selalu menjadi korban dari keserakahan sistem,” tambah nan lain.



[Sumber: Suara]

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas