Iran: Semua Negara Islam dan Arab Harus Kerjasama Menghentikan Kejahatan Zionis

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

eramuslim.com – Iran telah menyerukan negara-negara Islam dan Arab untuk membentuk front persatuan melawan Israel.

Seruan ini muncul ketika negara-negara Barat meningkatkan peringatan agar tidak mengeksploitasi situasi nan tidak menentu akibat perang besar Israel-Hamas dan memicu bentrok regional.

Teheran, nan secara finansial dan militer mendukung Hamas, berada di bawah pengawasan ketat sejak para pejuang golongan Palestina tersebut menyerbu perbatasan selatan Israel pada 7 Oktober lalu. Serangan nan diberi nama Operasi Badai al-Aqsa ini menewaskan lebih dari 1.400 orang dan ratusan lainnya diculik sebagai tawanan.

Iran bersikeras bahwa pihaknya tidak terlibat dalam serangan Hamas tersebut namun merayakan serangan itu sebagai “kesuksesan”.

Ketika Israel menanggapi serangan mengejutkan Hamas dengan menggempur Gaza, Presiden Iran Ebrahim Raisi meminta rekannya dari Suriah; Bashar Al-Assad, melalui panggilan telepon untuk bekerja sama melawan Israel.

“Semua negara Islam dan Arab kudu mencapai konvergensi dan kerja sama nan serius dalam menghentikan kejahatan rezim Zionis terhadap bangsa Palestina nan tertindas,” kata Raisi dalam seruannya, seperti dikutip The New Arab, Jumat (20/10/2023).

Menuduh Israel melakukan genosida terhadap penduduk Palestina, Raisi mengatakan Iran bakal berkoordinasi dengan negara-negara Islam sesegera mungkin.

Teheran juga menawarkan diri menjadi tuan rumah pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI), nan beranggotakan 57 negara.

Sejauh ini, belum ada keputusan nan diumumkan mengenai proposal tersebut.

Namun Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dijadwalkan mengunjungi negara-negara kawasan, termasuk Irak pada hari Kamis dan kemudian Lebanon untuk mempromosikan inisiatif Teheran.

Dia juga berbincang dengan mitranya dari Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed Al-Nahyan melalui telepon, mengatakan; “Berlanjutnya serangan dan pengepungan di Gaza adalah contoh balasan kolektif dan kejahatan perang sistematis terhadap kemanusiaan.”

Sebagai negara non-Arab, Iran dikecualikan dari beberapa organisasi krusial di Timur Tengah, seperti Liga Arab nan berjumpa Rabu di Kairo.

Berbeda dengan Iran, nan tidak mengakui Israel dan menjadikan support terhadap Palestina sebagai inti kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979, beberapa negara Arab sangat mau meningkatkan hubungan dengan Israel.

Beberapa harian Iran pada hari Kamis memuat gambar kehancuran nan disebabkan oleh pengeboman Israel di daerah kantong Palestina nan dihuni oleh lebih dari 2,4 juta orang.

Namun, mereka tidak menyebut lebih 1.400 penduduk Israel nan terbunuh dan ratusan lainnya ditawan melintasi perbatasan oleh golongan Hamas.

Meskipun negara-negara Barat tidak menuduh Teheran terlibat langsung dalam serangan Hamas terhadap Israel, beberapa negara mengatakan support jangka panjang nan diberikan Iran kepada Hamas memungkinkan golongan tersebut melakukan serangannya.

“Sejauh ini, kami tidak mempunyai bukti nyata bahwa Iran memberikan support konkrit dan operasional terhadap serangan pengecut ini,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Kamis merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel.

“Tetapi jelas bagi kita semua bahwa tanpa support Iran selama beberapa tahun terakhir, Hamas tidak bakal bisa melakukan serangan nan belum pernah terjadi sebelumnya di daerah Israel,” ujarnya.

Pada hari Rabu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan Iran untuk “berhati-hati” agar tidak semakin mengobarkan api bentrok di daerah Timur Tengah.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, nan memegang keputusan akhir dalam kebijakan-kebijakan utama negara, pada Selasa lampau membantah keterlibatan Iran dalam serangan Hamas terhadap Israel. Namun dia menegaskan kembali support negaranya terhadap Palestina.

(Sumber: Sindonews)

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas