GANJAR CALON PRESIDEN YANG PALING LEMAH

Sedang Trending 7 bulan yang lalu

by M Rizal Fadillah

Jika Calon Presiden hanya tiga ialah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, maka nan terlemah dari ketiganya adalah Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah nan diajukan oleh PDIP ini dinilai tidak mempunyai reputasi nan bagus baik dari sisi prestasi maupun karakter. Ia lebih dominan bermain di ayunan pencitraan daripada karya nyata.

Ganjar Pranowo diposisikan sebagai kelanjutan dari kepemimpinan Jokowi sehingga penilaian keserupaan menjadi konsekuensinya. Wajah Ganjar Pranowo ada pada raut muka kepemimpian Jokowi. Apa nan terjadi pada pemerintahan Jokowi itulah prediksi model pemerintahan Ganjar Pranowo umpama menjadi Presiden. Bermasa depan tidak cerah.

Rezim Jokowi itu mengesalkan dan menyesakkan. Kadang juga memuakkan. Rakyat dipaksa kudu sering mengelus dada. Ini akibat Jokowi menjalankan roda pemerintahan seenaknya dengan program kerja nan tidak jelas. Berujung pada hutang. Ketergantungan kepada oligarki dan luar negeri nan melekat dengan kebijakannya sebagai kepala pemerintahan.

Penerus nan digadang-gadang adalah Ganjar Pranowo. Apa nan diharapkan dari figur penerus untuk suatu keburukan dan kegagalan ? Pada Ganjar melekat tuntutan agar diusut dugaan korupsi E-KTP, kegemaran nonton movie porno menjadi tampilan jelek dari sisi moral, biaya BAZ nan digunakan untuk perumahan kader, menyakiti penduduk Wadas, serta tarian jalanan nan kurang layak dilakukan oleh seorang pejabat publik.

Jokowi dikenal berangkat dari gorong-gorong sedangkan Ganjar Pranowo kudu digotong. Gotong royong antara Jokowi dan Ganjar potensial beraroma kebohongan, kepalsuan, dan kecurangan. Jika Pemilu 2024 menjadi arena pertarungan hidup dan meninggal bagi keduanya, maka nan mungkin bakal bersuara adalah lonceng kematian.

Dalam menggotong Ganjar nan memang susah untuk dirias elok Jokowi terpaksa kudu pasang badan. Tentu dalam tekanan Megawati nan telah sukses merebut dan mengambil alih pengusungan Ganjar. Jokowi sudah membuang rasa malu dan kudu nekad melabrak beragam patokan demi support tersebut. Fasilitas negara pun dipakai untuk kepentingan nan bukan agenda kenegaraan.

Mengumpulkan Ketum Parpol Koalisi untuk mengarahkan Capres Cawapres Pemilu 2024 di Istana Negara adalah penyalahgunaan kekuasaan. Istana Negara dijadikan Posko Pemenangan Capres. Ironi sekali Presiden aktif menjadi Ketua Timses untuk mendukung Gubernur aktif menjadi Capres. Cawe-cawe namanya.

Hanya di Indonesia perihal demikian terjadi dan hanya Presiden Jokowi di Indonesia nan melakukan perbuatan tercela seperti ini.

Sebelumnya pesawat Kepresiden berbahan bakar duit rakyat digunakan untuk menghadiri deklarasi pencapresan Ganjar oleh PDIP. Pulang dari Istana Batutulis ke Solo pesawat Kepresidenan itu ditumpangi oleh Presiden dan Ganjar Pranowo nan baru dideklarasikan tersebut.

Deklarasi bukan kegiatan resmi kenegaraan, semestinya tidak boleh menggunakan pesawat Kepresidenan. Jokowi datang dan pulang bukan dalam kapabilitas Presiden tetapi sebagai kader alias petugas partai.

Ganjar Pranowo Calon Presiden terlemah karenanya mesti ditopang baik oleh Istana maupun oligarki. Akhirnya kudu berhadapan dengan kepentingan rakyat, kepentingan perubahan. Penyegaran dan pembaharuan.

Ganjar Pranowo sebagai kandidat terlemah di samping susah terpilih juga diduga bakal menjadi masalah jika terpilih. Musibah bangsa nan berkelanjutan.

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 6 Mei 2023

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas