Doa Menghadapi Kematian

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Kematian adalah perihal nan pasti bakal dihadapi oleh setiap makhluk nan bernyawa. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Setiap nan bernyawa bakal merasakan mati. Hanya pada hari hariakhir sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa nan dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan bumi hanyalah kesenangan nan memperdaya.” (QS. Ali Imran: 185)

Syekh Abdurrahman As Sa’diy rahimahullahu menjelaskan,

هذه الآية الكريمة فيها التزهيد في الدنيا بفنائها وعدم بقائها، وأنها متاع الغرور، تفتن بزخرفها، وتخدع بغرورها، وتغر بمحاسنها، ثم هي منتقلة، ومنتقل عنها إلى دار القرار، التي توفى فيها النفوس ما عملت في هذه الدار، من خير وشر

“Ayat ini menjelaskan agar senantiasa bersikap zuhud terhadap bumi nan fana dan tidak kekal. Bahwasanya dia hanya senda gurauan belaka, nan seseorang bisa saja terfitnah dengan gemerlapnya, tipu dayanya pun menipu, keindahannya semu, dan semua bakal beranjak darinya menuju negeri keabadian. Semua nan ada di bumi ini bakal lenyap dan tidak lagi bisa melakukan baik maupun buruk.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 159)

Tidak ada satu pun dari kita nan bakal bisa melarikan diri dari kematian. Seandainya pun kita berupaya kabur, maka kematian bakal datang menjemput kita. Sebagaimana firman Allah ‘Azza Wajalla,

اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ

“Sesungguhnya kematian nan Anda lari darinya itu pasti bakal menemuimu. Kamu kemudian bakal dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui nan gaib dan nan nyata, lampau Dia beritakan kepadamu apa nan selama ini Anda kerjakan.” (QS. Al-Jumu’ah: 8)

Dan siap alias tidak, saat kematian menghampiri, ketetapan tersebut tidak bakal bisa kita tunda alias percepat. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَاۤبَّةٍ وَّلٰكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

“Seandainya Allah menghukum manusia lantaran kezaliman mereka, niscaya Dia tidak meninggalkan satu makhluk melata pun di atasnya (bumi), tetapi Dia menangguhkan mereka sampai waktu nan sudah ditentukan. Maka, andaikan ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan dan percepatan sesaat pun.” (QS. An-Nahl: 61)

Kapan kematian bakal datang? Bukan itu nan semestinya menjadi pertanyaan kita, melainkan seberapa siap kita menghadapinya? Bagaimana akhir hidup kita ketika ajal menjemput? Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama pernah merespon pertanyaan seseorang tentang kapan terjadi hari hariakhir dengan jawaban,

ما أعْدَدْتَ لَهَا

“Apa nan sudah Anda persiapkan untuk menghadapinya?”

Apakah ada angan unik menghadapi kematian?

Kami tidak mengetahui ada angan unik nan sahih dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama untuk menghadapi kematian. Namun, jika seseorang nan berada di sekitar orang nan menghadapi sakratulmaut hendak membacakan beberapa ayat Al-Qur’an (tanpa membatasi ayat, surat, keistimewaan tertentu), maka tidak ada masalah dan kita berambisi keberkahan dari perbuatan tersebut.

Demikianlah nan disampaikan oleh Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu,

وإن قرأ عند المحتضر قبل أن يموت بعض آيات من القرآن فلا بأس؛ لأنه روي عن النبي ﷺ ما يدل على ذلك، ويستحب تلقينه لا إله إلا الله حتى يختم له بذلك؛ لقول النبي ﷺ:لقنوا موتاكم لا إله إلا الله رواه مسلم في صحيحه. والمراد بالموتى هنا المحتضرون في أصح قولي العلماء، ولأنهم الذين ينتفعون بالتلقين. والله ولي التوفيق

“Membaca sebagian Al-Qur’an untuk orang nan tengah menghadapi sakratulmaut adalah perkara nan diperbolehkan. Karena ada riwayat dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama nan mengindikasikan perihal demikian. Dianjurkan pula membimbing nan berkepentingan dengan kalimat tauhid berdasar pendapat nan lebih tepat dari dua pendapat ulama. Karena orang nan dalam kondisi sakratulmaut bisa mengambil faedah dari talqin tersebut. Wallahu waliyyut taufiq.” (Dikutip dari tautan ini)

Juga diperbolehkan bagi seseorang bermohon dengan angan lain seperti doa sapu jagat,

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة خسنة وقنا عذاب النار

“Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di bumi dan kebaikan di akhirat. Dan jagalah kami dari siksa api neraka.”

Karena tidak ada kebaikan nan lebih baik dibandingkan dengan ketika seorang mendapat akhir hidup nan baik.

Baca juga: Hukum Berdoa Mengharapkan Kematian

Kematian nan husnulkhatimah

Dan setiap muslim pasti mengangankan kematian nan baik. Karena akhir nan baik dari seorang muslim adalah salah satu parameter kebaikan ibadah sebelumnya. Ada beberapa tanda seorang muslim meninggal dalam kondisi husnulkhatimah, yaitu:

Pertama: Berikrar dengan kalimat tauhid di akhir hayatnya

Hal ini berasas keterangan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama,

مَن كان آخِرُ كلامِهِ لا إلهَ إلَّا اللهُ دخَل الجَنَّةَ

“Barangsiapa nan akhir ucapannya ketika di bumi adalah la ilaha illallahu, maka dia masuk surga.” (HR. Abu Dawud no. 3116)

Kedua: Meninggal pada hari Jumat

Sebagaimana disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama dalam sebuah hadisnya,

ما من مسلمٍ يموتُ في يومِ الجمعةِ أو ليلةِ الجمعةِ إلا برِئ من فتنةِ القبر

“Tidaklah seorang muslim meninggal di hari Jumat alias malam Jumat, selain Allah bakal lindungi dia dari tuduhan kubur.” (HR. At-Tirmidzi no. 1074 dan Ahmad no. 6582)

Ketiga: Meninggal syahid di medan perang

Berjihad adalah salah satu ibadah nan agung dan apalagi menjadi salah satu karena seseorang mendapatkan kematian nan baik. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

مَن قُتِلَ في سَبيلِ اللهِ فَهو شَهِيدٌ، ومَن ماتَ في سَبيلِ اللهِ فَهو شَهِيدٌ

“Barangsiapa terbunuh di jalan Allah, maka dia syahid. Barangsiapa meninggal di jalan Allah, maka dia syahid.” (HR. Muslim no. 1915)

Dan kondisi-kondisi lain nan disebutkan dalam banyak sabda tentang husnulkhatimah. Namun, ada satu perihal nan ketika seseorang mengerjakannya, maka dia bakal mendapatkan akhir nan baik, yaitu:

Banyak beramal saleh

Karena tidaklah husnulkhatimah dan kematian nan baik didapatkan, selain oleh orang-orang nan terbiasa beramal saleh sepanjang hidupnya. Karena seseorang bakal dimatikan di atas kebiasaannya sehari-hari. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

يبعث كل عبد على ما مات عليه

“Seorang hamba bakal dibangkitkan di hari hariakhir di atas kondisi dia diwafatkan.” (HR. Muslim no. 2878)

Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ

“Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Sesungguhnya saya ini hanya seorang manusia seperti Anda nan diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan Anda adalah Tuhan Yang Maha Esa.’ Siapa nan mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah melakukan kebaikan saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beragama kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Kita bermohon kepada Allah semoga Allah kelompokkan kita ke dalam golongan orang-orang nan wafatnya dalam kondisi terbaik, ialah memeluk Islam dan menjalankan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama.

Baca juga: Menyia-nyiakan Waktu Lebih Berbahaya dari Kematian

***

Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.

Artikel: Muslim.or.id

Selengkapnya
Sumber Muslim.or.id
Muslim.or.id
Atas