eramuslim.com – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas geleng-geleng kepala usai Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku biaya politik bagi calon legislatif (caleg) nan berkompetensi di DPR RI mencapai Rp40 miliar.
“Hal ini tentu saja membikin kita geleng-geleng kepala. Bahkan kata nan berkepentingan jika sang calon hanya mempunyai modal Rp20 miliar hingga Rp25 miliar maka besar kemungkinan mereka tidak bakal pernah bisa melaju ke Senayan,” kata Anwar Abbas kepada wartawan, Senin (14/8/2023).
Menurut Anwar Abbas, suasana politik di Tanah Air memang sudah rusak. Oleh karena itu, Anwar Abbas menyebut hanya orang kaya nan bisa duduk di bangku majelis nan terhormat.
“Jadi dengan demikian dapat disimpulkan hanya orang kaya alias orang nan dibiayai oleh orang kaya sajalah nan bisa berkuasa dan bisa menang dalam Pemilu,” jelas Anwar Abbas.
Anwar Abbas menyebut kejadian ini bakal justru bakal membikin para personil DPR hanya bakal berpikir untuk mengembalikan modal pencalonan dan bukan mendengarkan aspirasi masyarakat.
“Jika dalam pemilu nan bakal datang perihal serupa tetap saja terus terjadi maka tentu tipis sekali lah angan nasib rakyat banyak terutama nasib mereka- mereka nan ada di lapis bawah bakal bisa berubah,” ujar dia.
Oleh karena itu, Anwar Abbas mendorong Pemilu 2024 nantinya bisa dilaksanakan dan diikuti dengan ongkos nan murah.
Sebelumnya, Cak Imin menyebut biaya untuk menjadi personil Dewan tetap cukup besar. Dia apalagi menyinggung biaya politik sampai Rp40 miliar untuk maju jadi calon personil legislatif (caleg) dari DKI Jakarta.
Hal itu diungkap Cak Imin dalam kegiatan Pidato Kebudayaan di Gedung Joang 45, Menteng Jakarta pada Jumat (11/8/2023).
Dia menambahkan memang ada caleg-caleg dengan modal lebih kecil. Namun dari pengamatannya, mereka nan bermodal Rp20 miliar hingga Rp25 miliar tidak pernah bisa melaju ke Senayan. Hanya nan bermodal Rp40 miliar bisa duduk di ‘kursi empuk’ Senayan.
Mereka nan berkompetisi menuju Senayan mengeluarkan modal untuk ‘souvenir’ nan dinilai bisa memikat rakyat. Menurut Cak Imin, souvenir tak cukup kaos alias kerudung, tetapi kulkas.
(Sumber: Suara)