Sebagai salah satu Bank terbesar nan menyalurkan KUR dari tahun ke tahun, akhirnya BRI meluncurkan BRISPOT sebagai upaya digitalisasi kredit.
Bank BRI telah berkomitmen untuk turut serta menyalurkan KUR dengan tepat dan juga berbobot agar bisa mengantarkan UMKM Indonesia naik kelas ke level nan lebih tinggi.
Seperti nan telah kita ketahui bersama, bahwa kemajuan teknologi digital memberikan akibat luar biasa pada beragam aspek kehidupan. Hal ini mendorong siapa saja untuk bisa beradaptasi dengan perubahan nan ada, termasuk UMKM.
Membawa UMKM ke Era Digital
Pemerintah bersama-sama dengan Bank BRI dan beragam lembaga finansial lainnya telah sepakat untuk mendorong UMKM ke era digital. Artinya, UMKM bakal di bawa menuju perubahan, dari nan awalnya berada di ekosistem konvensional ke arah digital.
Hal ini tentu saja di lakukan dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi upaya serta operasional UMKM sendiri. Atau kita sebut sebagai digitalisasi.
Sebenarnya, digitalisasi UMKM sudah dimulai sejak beberapa tahun belakangan. Salah satunya dengan mendorong agar UMKM nan hendak menjadi peserta KUR untuk terjun di e-commerce.
Nah kali ini sebafai bentuk digitaliasasi lainnya unik dalam perihal perkreditan, BRI meluncurkan BRISPOT. Apa itu BRISPOT? Mari mengenal BRISPOT lebih jauh!
Baca juga, Memanfaatkan Teknologi untuk Membangun Bisnis di Era Digital
BRISPOT Memberi Dampak Positif
BRISPOT adalah sebuah platform online dalam corak web unik untuk para tenaga pemasar mikro BRI (Mantri BRI) yang nantinya digunakan untuk memproses angsuran mikro.
Dengan adanya BRISPOT, proses pengajuan sampai dengan pencairan angsuran di BRI bisa lebih sederhana.
“Melalui BRISPOT, BRI dapat terus memperbarui operating model end to end tenaga pemasa, nan berakibat terhadap produktivitas 27.000 mantri BRI.
Berkat keberadaan BRISPOT, BRI saat ini bisa mencairkan KUR sebesar Rp 1 trliun per harinya”, Ungkap Supari, Direktur Bisnis Mikro Bank BRI pada wawancara resmi pada Selasa 7 Maret 2023.
Menurut Supari, digitalisasi ini bakal memberikan akibat positif terhadap penyaluran KUR BRI. BRI bukan hanya konsentrasi dalam penyaluran, tapi juga sudah menyiapkan strategi agar kualitas KUR nan di salurkan tetap terjaga.
Strategi BRI Untuk Menyalurkan KUR Berkualitas
Apa saja nan sudah dilakukan BRI?
Pertama, BRI sudah melakukan optimalisasi success rate restruk. Kemudian secara berkala melakukan monitoring penyaluran KUR, dan memanfaatkan informasi analytic agar proses credit underwriting semakin kuat.
Direktur Bisnis Mikro tersebut juga menegaskan, “Selain menyalurkan KUR, BRI berkomitmen bakal terus berkedudukan aktif membantu pemerintah dalam meningkatkan kapabilitas dan kapabilitas upaya mikro Indonesia melalui financial literacy, social economic empowerment, digital penetration dan penyaluran program-program Pemerintah.”
Supari menjelaskan, bahwa semua upaya tersebut di lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi grass root serta kesiapan lapangan kerja di Indonesia.
Seperti nan kita tahu, BRI baru saja membuka kembali KUR pada tanggal 6 Maret kemarin. Dimana alokasinya mencapai Rp 450 Triliun. Dengan beragam tantangan nan ada, Supari juga mengharapkan agar para pelaku UMKM alias debitur bisa kooperatif.
Baca juga, Sah! KUR BRI 2023 Resmi Dibuka 6 Maret
Tahap Pencairan KUR BRI
Pada tahun 2022 lampau BRI sukses menyalurkan biaya KUR dengan total Rp 252,38 triliun kepada 6,5 juta debitur. Mayoritas debitur pada waktu itu berada di sektor produksi.
Selain itu, BRI juga bisa di katakan cukup sukses menjaga kualitas penyaluran KUR. Hal ini bisa dilihat dari nomor NPL (Not Performing Loan) nya nan hanya sekitar 0,83% per Desember 2022.
Nah tahun 2023 ini, dengan total biaya sebesar Rp 270 trilun, pencairan KUR BRI bakal di bagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama KUR BRI nan mulai cair pada bulan Maret 2023, totalnya sebesar Rp 12 triliun.
Selain Direktur Usaha Mikro BRI, Iskandar selaku Tim Ahli Menko Perekonomian juga angkat suara. “Semua bank penyalur (KUR) sekarang sudah bisa menyalurkan. Targetnya sesuai Permenko, adalah UMKM nan poduktif”, ungkapnya.
Iskandar juga menambahkan, bahwa tahapan pembiayaan UMKM harapannya bisa mendorong upaya ultra mikro naik kelas, lampau mendapat KLUR super mikro. Kemudian naik kelas lagi menjadi KUR mikro dan menjadi debitur KUR kecil.
Ketika upaya sudah masuk ke dalam kategori upaya mini dan naik kelas lagi maka tidak bakal memerlukan KUR untuk menopang permodalan.
Penutup
Nah itulah berita mengenai upaya digitalisai UMKM khususnya berkenaan dengan penyaluran KUR nan di lakukan oleh BRI. Ternyata penyaluran KUR cukup kompleks dan mempunyai tantangannya tersendiri agar penyaluran KUR tetap terjaga kualitasnya.
Dengan adanya BRISPOT ini, kita doakan mudah-mudahan penyaluran KUR bisa di lakukan lebih efektif dan efisien.