Eramuslim.com – Pengamat Politik Rocky Gerung mengomentari kaburnya sederet perusahaan dari proyek kebanggaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Untuk diketahui, perusahaan raksasa dunia satu per satu hengkang dari proyek kebanggan Presiden Jokowi ialah proyek nan masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Adapun perusahaan-perusahaan raksasa dunia nan hengkang itu di antaranya nan bergerak di bagian minyak dan gas (migas) dan sebagainya.
Perusahaan-perusahaan itu antara lain ConocoPhillips dari Amerika Serikat, Chevron dari Amerika Serikat, Shell (Royal Dutch Shell) dari Belanda, dan Air Products and Chemicals Inc dari Amerika Serikat.
Menanggapi perihal tersebut, Rocky menduga capital bumi telah melakukan konsolidasi dan penanammodal asing memantau lampau lintas finansial di Indonesia.
Berdasarkan pantauan tersebut, para penanammodal ini mengambil konklusi bahwa Indonesia tidak layak untuk investasi, salah satu penyebabnya lantaran Presiden Jokowi tetap cawe-cawe terkait pencalonan presiden.
“Mereka ambil konklusi jika Indonesia nggak layak untuk investasi lantaran berbahaya. Apalagi soal Pak Jokowi nan terus mengincar dua tiga orang untuk dia kendalikan,” ujar Rocky, dikutip WE NewsWorthy dari kanal YouTube pribadi pada Sabtu (13/5/2023).
Namun, perihal ini tidak sesuai dengan kemauan para penanammodal nan menantikan deal alias kesepakatan baru dengan presiden nan bakal datang.
“Dan penanammodal merasa jika begitu kita bakal dikendalikan oleh orang nan dikendalikan Pak Jokowi dong. Kan mereka mau investasi dengan maksud deal baru dengan presiden nan bakal datang,” jelas Rocky.
Ahli pengetahuan makulat ini menegaskan bahwa penanammodal mempertimbangkan masa depan Indonesia sebelum menginvestasikan modalnya. “Tapi bagi investor, ada kejernihan masa depan kita gimana,” ujar Rocky.
Sumber: newsworthy