Arab Saudi: Twitter menangguhkan kolonel yang mengkritik MBS setelah pembelotan

Sedang Trending 8 bulan yang lalu

Alenezi terlihat berbincang di salah satu dari beberapa video panjang nan diposting ke YouTube awal pekan ini (YouTube)

Eramuslim.com – Akun Twitter seorang laki-laki Arab Saudi nan mengaku sebagai kolonel di Direktorat Jenderal Keamanan Publik telah ditangguhkan beberapa hari setelah dia mengumumkan pembelotannya dan secara terbuka mengkritik negara kerajaan tersebut.

Dalam sebuah video nan diposting minggu ini, Kolonel Rabih Alenezi mengatakan dia meninggalkan jabatannya lantaran “pelanggaran rawan terhadap kewenangan asasi manusia” dan “kebijakan sembrono dan kecerobohan politik” Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Middle East Eye memahami akunnya dapat dipercaya.

Di Twitter, dia menyatakan keprihatinan atas tingkat penghilangan paksa di kerajaan dan mengatakan bahwa strategi putra mahkota untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi, Visi 2030, telah menjadi bencana.

Dia juga me-retweet postingan tentang dua personil muda suku Howeitat, ribuan di antaranya dilaporkan telah mengungsi tanpa kompensasi nan memadai alias perumahan alternatif, untuk memberi jalan bagi megaproyek Neom senilai $500 miliar.

Salah satu tweet terakhirnya sebelum penangguhannya menanyakan di mana jenazah wartawan Saudi nan terbunuh, Jamal Khashoggi.

Halaman YouTube-nya, termasuk empat video panjang nan diposting dalam seminggu terakhir, tetap terbuka.

Twitter, nan dilaporkan telah membubarkan tim persnya, belum menjawab permintaan komentar pada hari Kamis.

Tindakan keras terhadap perbedaan pendapat online
Pembelotan Alenezi terjadi beberapa hari setelah Emad al-Moubayed, mantan pemimpin di Masjid Raja Abdulaziz di Dammam, melarikan diri dari kerajaan setelah mengkritik reformasi baru-baru ini dalam industri intermezo di media sosial.

Memposting kritik apa pun terhadap Arab Saudi secara online dengan kondusif dan bebas telah menjadi semakin menantang bagi para aktivis dalam beberapa tahun terakhir, dengan pasukan troll nan siap menyerang kritik dan menyebarkan propaganda, serta penghilangan dan penangkapan mereka nan berbicara.

Lebih dari selusin anak muda nan menggunakan akun media sosial anonim untuk mengkritik kebijakan dan praktik di kerajaan menghilang pada Mei dan Juni 2021.

Teman dan pengamat mereka memberi tahu MEE bahwa mereka mencurigai ratusan orang lainnya ditangkap pada waktu nan sama.



Beberapa telah muncul di penjara nan dijalankan oleh polisi rahasia, dituduh melakukan terorisme.

Salah satunya, Abdullah Jelan, pada November dijatuhi balasan 10 tahun penjara, dan larangan berjalan 10 tahun, lantaran tweetnya tentang pengangguran.

Dia berasosiasi dengan daftar orang Saudi nan terus bertambah dengan sedikit profil publik, termasuk Salma al-Shehab, Nourah al-Qahtani, dan Saad Almadi, nan telah dijatuhi balasan panjang dalam setahun terakhir lantaran tweet nan mengkritik pemerintah Saudi.

[sumber: middle east eye]

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas