15 Ribu Warga London Aksi ke Jalan Tuntut Akhiri Penjajahan Israel

Sedang Trending 7 bulan yang lalu

Eramuslim.com – Sekitar 15.000 orang turut serta dalam demonstrasi mendukung Palestina di London pada Ahad, 16 April 2023. Para demonstran juga mengecam rezim zionis Israel.

Komisi Hak Asasi Manusia Islam, nan mengorganisir tindakan tersebut, mengatakan sejumlah rekor menghadiri demonstrasi tahunan Hari Al-Quds Internasional yang berjalan beberapa minggu setelah Masjid Al Aqsha diserang oleh pasukan Israel.

Mereka berasosiasi dengan jutaan demonstran lain nan terlibat dalam tindakan serupa di seluruh dunia, dengan tujuan mendukung perjuangan Palestina dan mengutuk Zionisme.

Para pengunjuk rasa berkumpul di Home Office sebelum berbanjar ke Downing Street di mana tindakan demo berpusat. Aksi itu diisi beragam orator dari latar belakang agama, non-agama dan politik nan berbeda.

Para orator mengecam sistem apartheid Israel dan penindasan nan sedang berjalan terhadap penduduk Palestina.

Huda Ammori adalah salah satu pendiri Palestine Action, nan protes tindakan langsungnya memaksa penutupan beberapa situs milik produsen senjata Israel Elbit Systems di Inggris.

Dia berkata: “Hanya seminggu nan lampau kita menyaksikan serangan militer Israel dan menangkap 400 penduduk Palestina lantaran beragama di Masjid Al Aqsa selama bulan suci Ramadhan. Mereka memukuli saudara-saudara kita dan kemudian mereka menyerang orang-orang Gaza, nan apalagi digambarkan oleh David Cameron… sebagai penjara udara terbuka terbesar di dunia. Ini adalah salah satu daerah terpadat di bumi di mana kebanyakan orangnya adalah anak-anak, dan kebanyakan orangnya adalah pengungsi nan telah mengungsi dari bagian lain Palestina.”

Farrah Koutteineh adalah pendiri KEY48, sebuah kampanye nan menyerukan kewenangan segera kembalinya semua pengungsi Palestina.

Dia berkata: “Apa nan terjadi sekarang di Palestina tidak dimulai Ramadhan ini alias Ramadhan terakhir, itu telah terjadi selama 75 tahun terakhir. Itu terjadi setiap hari bahwa koloni pemukim Israel telah ada dan Palestina bakal terus menjadi korban kekerasan itu selama koloni pemukim Israel terus ada. Jika keberadaan Israel berada di atas puing-puing desa-desa Palestina nan telah dihancurkannya, dan masyarakat original Palestina nan telah dibunuhnya, maka Israel tidak berkuasa untuk hidup.”

Rapper politik Lowkey berkata: “Kita kudu mengontekstualisasikan apa nan terjadi di Al Aqsa. Rezim Israel melalui Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pendidikan mendanai beberapa organisasi nan secara definitif beriktikad menghancurkan dua masjid di Al Aqsa dan menggantinya dengan sebuah kuil. Ini bukan rencana segera tetapi ini adalah sesuatu nan organisasi-organisasi ini telah kerjakan setidaknya sejak 2008…

“Kita kudu realistis, tindakan ini tidak random dan tidak irasional… jadi ketika Anda memandang orang-orang diserang dan berakhir beri’tikaf, nan sebenarnya terjadi adalah bahwa Israel membangun jalur kondusif bagi golongan pemukim nan mempunyai niat definitif untuk meruntuhkan struktur-struktur itu.”

Dan Massoud Shadjareh, ketua Komisi Hak Asasi Manusia Islam, berkata: “Saya tahu sebagian besar dari Anda berpuasa, tetapi ini adalah semangat nan kami butuhkan untuk memastikan bahwa kami memandang akhir dari kekejian ini, rezim apartheid Zionis ini. Sekitar 25 alias 30 tahun nan lampau jika Anda mengatakan bahwa rezim ini bakal hilang, orang bakal berpikir: ‘Apakah Anda serius?” Tapi sekarang semua orang tahu bahwa rezim ini sedang melangkah dan berada di kaki terakhirnya.

“Satu-satunya pertanyaan adalah apa nan bakal kita lakukan untuk mewujudkannya segera daripada nanti? Dan juga mau diganti dengan apa? Kami mau menggantinya dengan sistem bahwa Muslim, Kristen, Yahudi, semua orang, betul-betul bebas, dihormati, dan diberdayakan.”

Sementara itu, 20 orang Zionis mengadakan unjuk rasa tandingan kemarin, dengan satu pengunjuk rasa ditangkap.

Diprakarsai oleh Iran pada tahun 1979, Hari Al Quds Internasional adalah kegiatan tahunan nan diadakan pada hari Jumat terakhir Ramadhan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini mendapat serangan dari para kritikus termasuk personil parlemen Eropa nan mau memandang kegiatan tersebut dilarang.

Aktivis pro-Israel mengatakan pawai itu antisemit – tuduhan nan dibantah oleh penyelenggara dan peserta, termasuk kepercayaan Yahudi anti-Zionis.

Sejauh ini upaya untuk melarang prosesi di sini di London tetap tidak membuahkan hasil.

(Hidayatullah)

Selengkapnya
Sumber Eramuslim.com
Eramuslim.com
Atas