By 𝘋𝘦𝘯𝘯𝘺 𝘐𝘯𝘥𝘳𝘢𝘺𝘢𝘯𝘢
Inilah kisah sensasi
Kala korupsi punya kawan berjulukan koalisi
Ketika korupsi punya musuh berjulukan oposisi
Korupsilah, tapi dalam pelukan koalisi
Karena jika nekat dibarisan oposisi
Korupsi berfaedah bunuh diri
Inilah kisah sensasi
Ketika Anda diborgol lantaran beda posisi
Sedang nan di Istana bebas ngobrol diskusi
Strategi kontestasi sembari minum kopi
Jadi masalahnya bukan korupsi
Salahnya ketika membentuk barisan sendiri
Tiba-tiba meloncat ke oposisi
Mencelat keluar dari strategi
Jadilah konsekwensi
Tangan tak bergerak dikunci
Inilah cerita, Kenapa Dia?
Karena Nasdem Partainya
Karena Surya Paloh Ketuanya
Karena antitesa Anies Capresnya
Kalau Capresnya Pranowo alias Prabowo
Widodo tak bakal murka
Tak bakal ada restu jadi tersangka
Korupsikah Dia?
Bukti nan harusnya bicara
Jaksa dan KPK harusnya bebas merdeka
Jangan mereka dalam genggam kuasa
Aliran biaya tidak bakal dibongkar semua
Karena ada suami Sang Madam di sana
Karena petugas partai Istana
Tak bakal bernyali melawan kroni oligarki nan berpesta-pora
Karena membongkar korupsi sejati
Ibarat menepuk gemericik air memercik ke muka sendiri
Presiden Jokowi,
Ini permainan strategi apa lagi?
Ini cawe-cawe style mana lagi?
Kenapa Dewi Keadilan menjadi punya mata,
Tapi tidak punya hati
Pak Jokowi,
Kenapa pedang norma dijadikan senjata negosiasi
Hanya menebas putus oposisi
Tetapi melepas bebas koalisi
Ketika sumbangan duit kampanye kompetisi
Menjadikan oligarki mendapat bunker proteksi
Seorang kawan bilang,
Biarkan saja mereka saling membongkar borok diri
Korupsi bakal terkuak lebar, ketika kolusi pecah kongsi
Saya bilang jangan!
Karena norma tidak kenal diskriminasi
Karena norma anti-kriminalisasi
Kendati atas nama pemberantasan korupsi
Karena norma di Negeri ini
Seharusnya menghukum mati
Semua pelaku korupsi
Tidak peduli oposisi ataupun koalisi
Melbourne, 18 Mei 2023